Sabtu, 18 Februari 2012

Panduan Pemetaan Partisipatif Untuk Fasilitator Lokal


Seri Panduan
Pemetaan Partisipatif
Untuk Fasilitator Lokal


No. 6
Pemetaan dengan Kompas dan Meteran

6.1. Alat dan Bahan
6.2. Mengenal Jenis Kompas dan Bagiannya
6.3. Prinsip dasar kompas
6.4. Cara menggunakan kompas
6.5. Cara pengambilan data lapangan (Pemetaan dengan Kompas dan meteran)
6.6. Mengukur kelerengan
6.7. Triangulasi


6.1.
Alat dan bahan
A.    Kompas
B.     Meteran
C.     Busur derajat
D.    Kalkulator
E.     Tabel logaritma
F.      Penggaris/mistar
G.    Penghapus
H.    Alat gambar
I.       Kertas milimeter blok

 

6.2.
Mengenal Jenis Kompas dan Bagiannya

Kompas adalah alat penunjuk derajat arah dan menentukan arah Utara, yang biasa digunakan dalam kegiatan pemetaan partisipatif adalah kompas suunto - sylva ranger (baca: silfa renjer). Suatu kompas yang di desain dengan sederhana tetapi cukup bagus, selain tidak terlalu banyak bergerak seperti “kompas dangdut” juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain seperti mistar ukur yang telah disesuaikan dengan penggunaan skala serta alat ukur kelerengan.
Hampir pada semua jenis kompas sangat peka (sensitif) terhadapa jenis logam atau benda magnetis. Jarum kompas dapat dibelokkan oleh kabel listrik, mobil, senjata, lampu sorot, obeng, pisau, uang logam dan lain-lain. Magnet yang terlalu kuat seperti “besi berani” pada speaker, pengeras suara atau radio dapat merusak kompas bila diletakkan terlalu dekat dengan benda-benda tersebut. Maka sebaiknya hindarkan meletakkan kompas terlalu dekat dengan benda-benda yang mengandung daya magnetis.
Banyak ragam jenis kompas yang biasanya digunakan dalam teknis pemetaan, dari yang paling sederhana dan murah sampai yang relatif bagus dan mahal. Kompas yang biasanya digunakan dalam teknis pemetaan partisipatif adalah kompas Suntoo-Sylva Ranger. Kompas jenis ini relatif sederhana dan mudah digunakan.

Secara umum bagian-bagian dari kompas Ranger Sylva adalah terdiri Plat dasar kompas, piringan, jarum kompas dan Cermin. Pada bagian plat dasar kompas terdiri dari karet alas, mistar kecil dan pegangan tali serta simbol panah penunjuk angka derajat. Plat dasar kompas adalah bagian bawah yang menyangga piringan dan cermin kompas, berbetuk persegi empat dengan permukaan bagian bawah berbentuk datar, yang berfungsi sebagai “dudukan” bagi kompas saat digunakan. Permukaan yang datar pada bagian bawah memungkinkan kompas diatur pada posisi sejajar dan tidak miring.

Pada bagian piringan terdiri dari pringan yang bertuliskan angka-angka dan garis derajat serta simbol penunjuk arah N (Utara), E (Timur), S (selatan) dan W (Barat). Pada bagian dalam terdapat jarum magnetis yang selalu menunjuk arah Utara dan Selatan. Selain angka-angka di atas, di dalam piringan juga terdapat angka dan jarum penunjuk derajat kelerengan (lihat angka yang lebih kecil dan tersusun setengah lingkaran serta jarum penunjuk yang lebih kecil). Gunanya adalah untuk mengetahui tingkat kelerengan pada daerah dengan topografi berbukit, untuk daerah yang relatif datar, fasilitas ini tidak perlu digunakan.

Gambar : Piringan Kompas

Pada cermin kompas terdapat Visir (keker) yang terletak pada bagian atas, atau sering disebut garis bidik. Garis bidik yang terdapat pada bagian tengah cermin (membagi cermin secara vertikal sama lebar) dan engsel penghubung cermin dengan plat dasar kompas yang memungkinkan cermin untuk membuka dan menutup. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar.
Gambar : Bagian-bagian kompas Ranger sylva

6.3.
Prinsip dasar kompas

Seperti dikemukakan sebelumnya, kompas adalah alat yang digunakan untuk menentukan derajat arah suatu objek dari posisi tertentu. Pola kerja kompas adalah menentukan nilai derajat pada segala arah. Sehingga jika dibayangkan saat kita melihat ke segala arah pada akhirnya kita akan berputar hingga kembali ke arah pandangan semula, membentuk lingkaran. Itu artinya, jika kita berbicara tentang arah, maka kita akan berbicara angka-angka derajat pada semua arah yang berbentuk lingkaran, hampir sama seperti jam.
Dari ilustrasi di atas, jika tuliskan ke dalam satu bentuk gambar dan dibantu dengan empat pokok arah mata angin (Utara, Timur, Selatan dan Barat), maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini :












Hanya saja, Prinsip dasar arah yang digunakan dalam kompas juga dilengkapi dengan angka-angka derajat yang akan membantu dalam menentukan nilai posisi arah suatu objek. Dalam satu lingkaran, arah di dalam kompas terdiri dari satuan angka dari 0° sampai 360°, atau bisa disebutkan bahwa dalam satu lingkaran adalah sama dengan 360°, tidak lebih!. Maka jika dituliskan dalam bentuk angka, terlihat seperti gambar berikut :












Dari gambar di atas yang menjadi acuan arah titik nol adalah arah Utara, sehingga dapat dikatakan bahwa arah Utara = 360° atau juga disebut 0°. Arah Tmur = 90°, arah Selatan = 180° dan arah Barat = 270°. Jadi, dengan menggunakan kompas kita akan dapat menentukan berapa derajat arah suatu benda (objek). Nilai derajat arah dalam bahasa kompas disebut Azimuth dan nilai arah baliknya disebut Back Azimutj. Misalnya, jika nilai arah (azimuth) Timur = 90°, maka arah baliknya (back azimuth) adalah Barat = 270°.

6.4.
Cara menggunakan kompas

Cara menggunakan kompas Sylva Ranger tidak jauh berbeda dengan kompas kebanyakan, yaitu dengan meletakkan kompas di atas telapak tangan kanan (atau kiri) dengan posisi datar dan sejajar dengan mata. Posisi cermin agak dimiringkan ke dalam sehingga dapat memudahkan melihat angka dan jarum penunjuk arah yang terdapat dalam piringan kompas. Selanjutnya arahkan kompas kepada objek arah (patok) yang akan dikompas. Gunakan Visir/arah bidik agar pandangan tepat pada sasaran kompas, Visir (keker) yang terletak pada bagian atas cermin dapat membantu saat membidik objek, usahakan kompas tidak berubah/bergerak-gerak. Sambil membidik, perlahan-lahan tangan kanan memutar piringan kompas untuk menempatkan kotak merah yang terdapat pada bagian piringan kompas tepat sejajar dengan jarum utara (biasanya berwarna merah). Gunakan bantuan cermin saat mengatur kotak merah dan jarum utara kompas hingga tepat sejajar di dalam kotak merah. Setelah tepat sejajar, turunkan kompas untuk melihat angka derajat arah yang ditunjuk oleh tanda panah pada bagian depan kompas. Angka derajat sesuai arah kompas disebut angka azimuth sedangkan titik balik dari angka arah bidik kompas disebut back azimuth. Agar posisi kompas selalu datar dan tidak bergerak-gerak, bisa menggunakan bantuan kaki tiga penyangga (triport).

6.5.
Cara pengambilan data lapangan (Pemetaan dengan Kompas dan meteran)
Setelah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa kompas adalah alat yang hanya menunjukkan arah. Dalam pemetaan menggunakan kompas harus dibantu dengan alat meteran untuk menemukan jarak pengompasan dari satu titik ke titik berikutnya. Dalam melakukan pemetaan dengan menggunakan kompas dan meteran akan menghasilkan arah dan jarak yang saling berhubungan berbentuk poligon. Sehingga dalam prosesnya, pengambilan data kompas dan meteran akan selalu berurutan pada sisi setiap bidang yang dipetakan. Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah posisi titik awal (starting point) pengompasan.


 





Sebaiknya jarak pengompasan tidak terlalu jauh, antara 30-50 meter. Perlu diingat, bahwa semakin jauh jarak pengompasan maka semakin besar pula tingkat kesalahannya.

Sebaiknya daerah yang akan dipetakan terlebih dahulu dibuat patok-patok batas dengan jarak tertentu (gunakan meteran). Pada suatu bidang persegi (misalnya : sawah), biasanya titik awal kompas berada pada bagian salah satu sudut (jika tidak terlalu jauh dan mudah terlihat), letakkan patok pada masing-masing sudut lahan (bidang). Dari titik awal yang telah ditentukan, lakukan pengompasan ke arah patok berikunya (berurutan) kemudian ukur jarak antar patok tadi menggunakan meteran. Kemudian juru catat mencatat angka kompas dan meteran ke dalam buku data lapangan, seperti contoh form di bawah ini.

No Patok
Sudut kompas
Jarak (meter)
keterangan
001
30°
25 m
Batas sawah pak Sarbani dan pak Arjuman
002
120°
50 m
Batas sawah pak sarbani dan pak Huwi
003
210°
40 m
Dst……..

Nomor patok berisikan nomor urut dari awal hingga akhir tiap titik pengompasan (1, 2, 3,… dan seterusnya), sudut kompas berisi angka derajat kompas hasil pengompasan pada setiap titik patok, jarak berisi angka meter hasil pengukuran dari satu titik ke titik berikutnya secara berurutan. Keterangan bisa berisi nama tempat, batas garapan, jenis tanaman, tanda alam seperti sungai, jalan dan lain-lain
Jangan anggap keterangan sebagai hal remeh atau tidak penting, Keterangan akan sangat membantu untuk mengingat lokasi saat proses penggambaran.

6.6.
Mengukur kelerengan
Selain sebagai alat untuk menentukan arah dalam kegiatan pemetaan, kompas Sylva Ranger juga dilengkapi dengan fasilitas alat pengukur kelerengan. Untuk mengukur kelerengan maka posisi kompas diatur dengan meletakkan posisi piringan kompas arah Timur – Barat pada posisi tegak lurus arah cermin, sehingga angka penunjuk kelerengan tepat pada posisi setengah lingkaran. Cara memegang kompas juga dengan memiringkan (bagian sisi kompas tegak lurus). Lihat gambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar