Seri Panduan
Pemetaan Partisipatif
Untuk Fasilitator Lokal
No. 6
Pemetaan dengan Kompas dan Meteran
Kompas adalah alat penunjuk derajat arah dan menentukan arah Utara, yang biasa digunakan dalam kegiatan pemetaan partisipatif adalah kompas suunto - sylva ranger (baca: silfa renjer). Suatu kompas yang di desain dengan sederhana tetapi cukup bagus, selain tidak terlalu banyak bergerak seperti “kompas dangdut” juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain seperti mistar ukur yang telah disesuaikan dengan penggunaan skala serta alat ukur kelerengan.
Hampir pada semua jenis kompas sangat peka (sensitif) terhadapa jenis logam atau benda magnetis. Jarum kompas dapat dibelokkan oleh kabel listrik, mobil, senjata, lampu sorot, obeng, pisau, uang logam dan lain-lain. Magnet yang terlalu kuat seperti “besi berani” pada speaker, pengeras suara atau radio dapat merusak kompas bila diletakkan terlalu dekat dengan benda-benda tersebut. Maka sebaiknya hindarkan meletakkan kompas terlalu dekat dengan benda-benda yang mengandung daya magnetis.
Gambar : Bagian-bagian kompas Ranger sylva
6.3.
6.5.
Cara pengambilan data lapangan (Pemetaan dengan Kompas dan meteran)
Setelah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa kompas adalah alat yang hanya menunjukkan arah. Dalam pemetaan menggunakan kompas harus dibantu dengan alat meteran untuk menemukan jarak pengompasan dari satu titik ke titik berikutnya. Dalam melakukan pemetaan dengan menggunakan kompas dan meteran akan menghasilkan arah dan jarak yang saling berhubungan berbentuk poligon. Sehingga dalam prosesnya, pengambilan data kompas dan meteran akan selalu berurutan pada sisi setiap bidang yang dipetakan. Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah posisi titik awal (starting point) pengompasan.
Sebaiknya jarak pengompasan tidak terlalu jauh, antara 30-50 meter. Perlu diingat, bahwa semakin jauh jarak pengompasan maka semakin besar pula tingkat kesalahannya. |
Sebaiknya daerah yang akan dipetakan terlebih dahulu dibuat patok-patok batas dengan jarak tertentu (gunakan meteran). Pada suatu bidang persegi (misalnya : sawah), biasanya titik awal kompas berada pada bagian salah satu sudut (jika tidak terlalu jauh dan mudah terlihat), letakkan patok pada masing-masing sudut lahan (bidang). Dari titik awal yang telah ditentukan, lakukan pengompasan ke arah patok berikunya (berurutan) kemudian ukur jarak antar patok tadi menggunakan meteran. Kemudian juru catat mencatat angka kompas dan meteran ke dalam buku data lapangan, seperti contoh form di bawah ini.
No Patok | Sudut kompas | Jarak (meter) | keterangan |
001 | 30° | 25 m | Batas sawah pak Sarbani dan pak Arjuman |
002 | 120° | 50 m | Batas sawah pak sarbani dan pak Huwi |
003 | 210° | 40 m | Dst…….. |
Nomor patok berisikan nomor urut dari awal hingga akhir tiap titik pengompasan (1, 2, 3,… dan seterusnya), sudut kompas berisi angka derajat kompas hasil pengompasan pada setiap titik patok, jarak berisi angka meter hasil pengukuran dari satu titik ke titik berikutnya secara berurutan. Keterangan bisa berisi nama tempat, batas garapan, jenis tanaman, tanda alam seperti sungai, jalan dan lain-lain
Jangan anggap keterangan sebagai hal remeh atau tidak penting, Keterangan akan sangat membantu untuk mengingat lokasi saat proses penggambaran. |
6.6.
Mengukur kelerengan
Selain sebagai alat untuk menentukan arah dalam kegiatan pemetaan, kompas Sylva Ranger juga dilengkapi dengan fasilitas alat pengukur kelerengan. Untuk mengukur kelerengan maka posisi kompas diatur dengan meletakkan posisi piringan kompas arah Timur – Barat pada posisi tegak lurus arah cermin, sehingga angka penunjuk kelerengan tepat pada posisi setengah lingkaran. Cara memegang kompas juga dengan memiringkan (bagian sisi kompas tegak lurus). Lihat gambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar