Rabu, 22 Februari 2012

acara ploting lahan seluas 332 Ha, dengan GPS, oleh BPN Jember dan tim pemetaan SIPER


Pemetaan  di Indonesia umumnya masih dilakukan
dengan alat ukur tanah theodolit untuk mendapatkan
titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alat ukur
berpindah tempat, sebanyak itu pula harus dilakukan
pengkondisian agar didapat data yang akurat. Faktor
emosi dari operator alat sangat mempengaruhi
akurasi hasil pengukuran yang pada akhirnya mempengaruhi
akurasi peta yang dihasilkan. Disamping
itu, waktu pengerjaan hingga dihasilkan peta pun
sangat lama.
Saat ini, teknologi GPS sudah menghasilkan alat
penerima data koordinat posisi yang kompak dan
cukup murah dengan akurasi yang memadai. Dengan
penerima GPS ini, informasi koordinat sebuah titik di
muka bumi bisa diperoleh dengan cepat dan bisa
menjangkau semua titik di permukaan bumi. Sementara
itu, teknologi pengolahan data berukuran besar
juga sudah tersedia berupa produk-produk teknologi
komputer, baik hardware maupun software.
Dengan menggabungkan penerima GPS sebagai alat
akuisisi data dan komputer sebagai pengolah data,
bisa diperoleh sistem pemetaan yang cepat dan akurat
untuk berbagai macam keperluan, BPN ( Badan Pertanahan
Nasional ) Kabupaten Jember dan Tim Pemetaan Partisipatif SIPER,
Telah menggunakan tekhnologi tersebut untuk ploting
Terhadap tanah seluas 332 Ha, di Desa Curahnongko, untuk mengetahui
Luas wilayah garapan petani Perjuangan, Tim gabungan tersebut
Di ketuai oleh Bapak Joko Mursito dari BPN Jember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar