Rabu, 22 Februari 2012

menyongsong fajar di ketinggian Curahnongko

Hari ini pagi-pagi sekali aku harus keluar rumah. Jam 5.00 WIB. Ada pemandangan indah yang tidak ingin kulewatkan di pagi ini, Saat itu udara masih dingin karena semalam hujan turun dan mataharipun masih malu-malu menampakkan dirinya. Namun saat memasuki area pinggiran hutan dengan ditemani suara kicauan burung  yang merdu, semakin  memacu langkahku untuk segera sampai diketinggian, meskipun harus dibayar dengan nafas yang ngos – ngosan.
Dinginnya embun pagi kulewatkan bersama mas agus, P.asis ( sang kepala suku ), P.wiji, dan Kyai Musri,  untuk melihat perbatasan tanah garapan petani perjuangan dan wilayah Taman Nasional Meru Betiri ( TNMB ). Dan Subhanallah, ternyata matahari pagi itu indah sekali. Sinarnya yang kuning pucat menyapu seluruh alam semesta. Langitpun bersemburat warna jingga. Subhanallah, aku mengucap syukur berkali-kali masih dikaruniai kesempatan menyaksikan indahnya matahari terbit di waktu pagi.
Matahari pagi memang indah.  Para penyair dan novelis telah memberitahuku lewat karya-karyanya yang menginspirasi, slamat datang pagi yang indah dan cerah………
Hari

1 komentar:

  1. oalah pak Bos...nggarai aku kuangen nang CN...krn ada sebagian dari jiwaku ada di sana...pokok'e mantap jaya dan jelas juara

    BalasHapus